Lalu mengapa Rusia memasarkan senjatanya ke Timur Tengah dan Asia yang dipilih sebagai target baru penjualan kekuatan perang, khususnya pesawat terbang baik itu jenis angkut maupun tempur?
Industri pertahanan Rusia dalam krisis; pejabatnya menyalahkan kementerian pertahanan karena mengeluarkan keputusan pemotongan dana pada industri pertahanan, sementara Menteri Pertahanan Anatoliy Serdyukov pada gilirannya menuduh produsen senjata tidak sesuai dalam menerapkan kualitas serta banyak mark- up harga dari sebenarnya.
Presiden Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin pun akhirnya menyerukan semua pihak untuk bekerja sama guna memungkinkan rencana pembuatan sistem persenjataan kembali dilaksanakan. Pada saat yang sama, Medvedev setuju bahwa kementerian pertahanan tidak harus mendapatkan “sampah,” tetapi harus menerima kualitas terbaik untuk uang dan impor senjata asing [Barat] sebagai upaya terakhir
Dua minggu lalu, Medvedev mengancam akan “mengeksekusi” pengacau dalam industri pertahanan dan para birokrat yang bertanggung jawab untuk masalah industri pertahanan yang mencegah persenjataan kembali direvitalisasi.
Belum lama ini Federasi Perdagangan Rusia dan Asosiasi Industri Pertahanan Serikat menuntut bahwa Medvedev, Putin dan parlemen mempersiapkan peraturan untuk melarang pengadaan senjata dari luar negeri. Amerika Serikat menolak senjata buatan Rusia yang mahal dan menuduh kementerian pertahanan melalui perusahaan pertahanan sangat berhutang budi dan mencoba untuk mengurangi upah.
Serikat buruh telah marah dengan pengadaan dua helikopter Mistral jenis kapal dari Perancis dengan nilai 1,2 miliar Euro ($ 1,7 miliar) akan mematikan industri pertahanan dalam negeri. Keputusan Serdyukov untuk mencari senjata dan teknologi pertahanan di Barat dilihat oleh banyak orang di Rusia sebagai penghinaan terhadap kebanggaan nasional dan ditentang oleh industri pertahanan, yang tidak ingin kompetisi dengan Barat di memotong anggaran pertahanan serta membeli senjata impor.
Pabrik pesawat Rusia MiG dan Sukhoi menentang penjualan mesin jet RD-93 pada China, yang akan mengancam pemasaran jet tempur buatan mereka. China telah menjual jet tempur ke beberapa negara dengan harga sangat murah.
Rosoboronexport perusahaan yang memonopoli penjualan senjata Rusia ke negara ketiga, berencana menandatangani kontrak penjualan 100 mesin jet RD-93 untuk jet tempur FC-1, merupakan pesaing jet tempur buatan Rusia MiG-29 Fulcrum.
Pimpinan MiG dan Sukhoi Mikhail Pogosyan mengatakan re-ekspor teknologi harus disetujui oleh pihak pabrikan pemilik teknologi tersebut untuk menghindari kompetisi tidak sehat.
Rosoboronexport mengatakan keputusan mengijinkan re-ekspor teknologi hanya dapat dibuat oleh pemerintah, dan pihak pabrikan tidak akan pernah dimintakan pendapatnya.
Sementara itu, perusahaan eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport menandatangani kontrak dengan Komando Angkatan Darat AS untuk menyediakan 21 helikopter multiguna Mi-17V5 ke Afghanistan.
Juru bicara Dinas Kerjasama Militer Federal Rusia, seperti dirilis Ria-Novotsi menyebutkan Amerika Serikat dan Rusia telah melakukan pembicaraan selama lebih satu tahun untuk penyediakan kendaraan yang sangat dibutuhkan untuk misi NATO di Afghanistan. Kedua negara menyepakati harga satu helikopter sebesar 17,5 juta dolar AS. Helikopter pertama akan dikirim ke Afghanistan pada bulan Oktober 2011.
Selain itu, Rusia juga akan menyediakan suku cadang, dukungan peralatan dan layanan pemeliharaan. Mi-17 adalah versi ekspor dari helikopter Mi-8 Hip, yang bisa mengangkut sampai 37 penumpang.
Pada bulan Mei 2010, Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Rosoboronexport. Sanksi itu diberlakukan pada tahun 2006 setelah pemerintah AS menuduh Rosoboronexport melanggar rezim non-proliferasi nuklir.
Meskipun berlaku larangan tersebut sebelumnya puluhan Mi-17 telah dibeli oleh Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak selama empat tahun terakhir melalui perantara untuk menghindari kontak langsung dengan Rosoboronexport.
Mi-17 adalah versi ekspor dari helikopter Mi-8 yang saat ini kedua jenis heli itu diproduksi di Kazan, Tatarstan, Rusia. Pabrik helikopter di Kazan itu hingga kini telah memproduksi sekitar 11 ribu helikopter jenis ini.
Ada 3 versi helikopter jenis Mi-17 yaitu Mi-172 sebagai versi penumpang, dengan jumlah penumpang 26 orang biasanya digunakan untuk angkut VIP. Dan Mi-17-V5 sebagai versi transport, dapat digunakan sebagai heli angkut personel yang dapat memuat hingga 36 orang, juga dapat digunakan sling operation, fire fighting (pemadam kebakaran), SAR (Search And Rescue) dan medical helikopter.
Model terbaru Mi-17V5, adalah model terbaru dari varian heli Mi-17 yang diproduksi pertama pada tahun 1982. Hingga sekarang, sekitar 80 negara di dunia menggunakan helikopter jenis ini. Mi-17 termasuk kelas medium weight yang dapat digunakan sebagai helikopter transport multi peran.
Rusia sendiri memang punya rencana melebarkan sayap industri penerbangannya. Pidato Perdana Menteri Vladimir Putin, pada Juni lalu mengisyaratkan hal tersebut. Dia menyatakan bahwa negaranya “mampu menemukan celah dalam pasar global dan Rusia serius akan ini”.
Sejauh ini pangsa pasar dari bagian terbesar industri pesawat Rusia, Sukhoi, adalah 35% ke Amerika Utara, 25% ke Eropa, 10% ke Latin Amerika, dan 7% ke China serta untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri Rusia. Tidak dikatakan kemana 23% produknya dipasarkan, namun jika melihat volume kerjasama dagangnya bisa dikatakan pasar Asia adalah target yang tidak kecil.
Selain pernyataan Putin tadi, target penjualan bisa dilacak melalui proses pencarian dana modal yang dilakukan oleh Sukhoi. Hal ini disebabkan bahwa kebanyakan pembelian pesawat, terutama dalam jumlah besar, dilakukan melalui hutang dan sulit bagi satu perusahan aviasi menanggungnya, sehingga dibentuk konsorsium pendana baik bank, swasta atau pemerintah.
Pada tahun 2009 tercatat bahwa Sukhoi meminjam dana dari Emirates Business, Uni Emirat Arab untuk membiayai proses produksinya. Di mana proposal peminjamannya menyatakan bahwa target yang sedang dituju adalah Timur Tengah dan Asia.
Lalu mengapa Rusia memasarkan senjatanya ke Timur Tengah dan Asia yang dipilih sebagai target baru penjualan kekuatan perang, khususnya pesawat terbang baik itu jenis angkut maupun tempur?
Perlu diketahui bersama, kawasan Timur Tengah cenderung tidak terkena imbas besar dari kelesuan ekonomi global, khususnya yang memiliki sumber penghasilan dari penjualan minyak bumi. Ini jugalah yang antara lain membuat Amerika Serikat setengah memaksa Arab Saudi untuk membeli paket persenjataan seharga US$ 60 milyar.
Adapun paket ini berisi 84 buah F-15 baru dan perbaikan 70 armada yang sudah dimiliki; ditambah helikopter Apache, Black Hawks dan Little Bird; serta misil anti radar, bom dan paket perlengkapan pertahanan lainnya
0 komentar:
Posting Komentar